HTML5 Bunuh Flash dengan Dua “Peluru”

On February 23, 2015

html5-games780x390
Perdebatan tentang platform video dalam web mana yang akan menjadi standar di masa depan nampaknya akan segera ditentukan tahun ini. Platform Flash yang sudah lama digunakan dalam menampilkan video web harus bersaing dengan pendatang baru, HTML5. Dan nampaknya, Flash harus mengalah.

Indikasi bahwa Flash akan mulai ditinggalkan sudah diramalkan oleh Steve Jobs pada tahun 2010. Saat itu, dalam e-mail-nya, Jobs mengatakan bahwa HTML5 akan banyak diadopsi di masa depan, sementara Flash tak lagi diperlukan.

Kehadiran standar baru HTML5 memang membawa dampak pada platform video Flash. Dalam hal video online, HTML5 disebut lebih canggih karena menawarkan dua “peluru” alias hal yang tak bisa dilakukan oleh Flash, yaitu dukungan di platform mobile dan semantic markup.

1. Platform mobile

Platform mobile yang kian banyak diadopsi juga membuat Flash harus tersingkir. Penjualan PC yang kian menurun, makin banyaknya konsumen yang mengakses konten web termasuk video dari perangkat mobile juga turut andil. Iklan-iklan video kini juga mulai menyasar pengguna mobile.

Sistem operasi Android dan iOS sendiri tidak mendukung Flash di browser mobile-nya. Karena itu Flash lebih banyak digunakan di platform desktop PC. Sementara, menurut Gartner, penjualan PC sendiri sedang mengalami penurunan hingga 10 persen antara tahun 2012-2013.

Pengiklan juga saat ini dihimbau untuk menggunakan HTML5 sebagai standar iklan mobile mereka, agar bisa dijalankan di beragam platform. Hal tersebut terungkap dalam sebuah surat terbuka yang dibuat oleh Interactive Advertising Bureau untuk para pengiklan.

Surat tersebut ditandatangani oleh brand-brand besar, seperti AOL, Conde Nast, Forbes, Google, The New York Times, Time Inc., dan Wall Street Journal.

Selain itu, sebuah laporan Global Benchmark Report yang dibuat oleh lembaga Sizmek, format HTML5 yang lebih mobile friendly disebut sebagai salah satu perubahan penting dalam dunia iklan digital.

Laporan tersebut merupakan hasil dari pantauan 913 juta ad impression di seluruh dunia sepanjang tahun 2013. Hasilnya, tingkat adopsi HTML5 akan meningkat di tahun 2014 karena makin banyak industri kreatif yang menggunakannya sebagai standar, di samping bisa mendukung beragam sistem operasi mobile.

HTML5 dalam industri iklan bukan hanya dimanfaatkan untuk memutar video saja, namun juga memungkinkan pengguna melakukan transaksi. Sementara, situs web berbasis Flash membatasi penggunanya berinteraksi di perangkat mobile.

Walau demikian, pengguna yang ingin mengakses video HTML5 melalui smartphone atau tablet mereka juga mengalami kendala. Pengguna Android mendapatkan notifikasi pesan untuk melihat video dalam versi komputer desktop. Sementara dalam iOS, situs tersebut akan membawa pengguna untuk mengunduh aplikasi agar bisa memutar video tersebut baik dalam iPhone atau iPad.

2. SEO menjadi pembunuh Flash

Platform mobile memang menjadi arena dimana HTML5 lebih unggul dari Flash. Namun masih ada fitur lain yang berada di dalam struktur semantik HTML5 yang sangat penting, khususnya untuk video interaktif, yaitu pencarian yang lebih mudah.
Dalam struktur semantic Interactive Video, programer bisa membuat proyek SEO (search engine optimization) menggunakan HTML5 yang bisa dikenali dengan mudah oleh mesin pencari web.

Sementara jika menggunakan Flash, maka mesin pencari web hanya mendapatkan informasi video Flash-nya saja, tanpa embel-embel informasi tambahan yang terkandung di dalamnya.

Dengan membuat video dalam sebuah struktur semantik, maka web bot akan bisa mengenali lebih banyak klip video dalam satu halaman web. Video tersebut bisa diberi tanda (Tag) dan semua informasi layaknya halaman web standar (H1 tag, meta info, dsb.) sehingga ranking pencariannya tinggi.

Industri game

Makin ditinggalkannya Flash bukan hanya akibat dari iklan mobile saja, namun juga berasal dari industri game. Sebab, HTML5 sedang menuai popularitas di industri ini.

Sekitar 32 persen waktu yang dihabiskan dalam iOS dan Android adalah untuk bermain game. Demikian menurut survei yang dilakukan Digital Buzz.

Developer game bisa menggunakan HTML5 untuk membuat game yang bisa dijalankan di semua perangkat. Sama halnya dengan yang dilakukan Google dengan Google Chrome Experiments yang menawarkan beragam aplikasi dan game dalam browser-nya.

Sumber: The Next Web

Comments are closed.