Jarvis Iron Man ala Zuckerberg Telah Menjadi Kenyataan Kemungkinan Akan Dipasarkan

On December 20, 2016
jarvis-ala-zuckerberg

Pendiri dan CEO Facebook, Mark Zuckerberg. (Robert Galbraith)

Jarvis Iron Man ala Zuckerberg Telah Menjadi Kenyataan Kemungkinan Akan Dipasarkan - Facebook CEO Mark Zuckerberg mimpi untuk memiliki kecerdasan buatan asisten seperti Jarvis dalam kisah fiksi Iron Man telah menjadi kenyataan. Facebook pendiri mengatakan kecerdasan buatan (AI (kecerdasan buatan/AI) bahwa ia berhasil membuka gerbang program rumah dengan wajah pemindaian.

Asisten digital pribadi bikinan Facebook yang namanya diadopsi dari film komik Iron Man, Jarvis, berpotensi dipasarkan untuk konsumen. Hal ini keluar langsung dari pernyataan sang pendiri perusahaan, Mark Zuckerberg.

Zuckerberg memperkenalkan Jarvis ke publik pada Senin (19/12/2016) kemarin. CEO Facebook ini mengklaim kemampuan Jarvis bisa melebihi produk serupa yang sudah ada di pasar seperti Amazon Echo ataupun Google Home.

Jarvis merupakan proyek pribadi Zuckerberg yang ia kerjakan sendiri di waktu senggangnya. Jarvis dapat melakukan banyak hal mulai dari mengatur cahaya lampu rumah, menyetel lagu, mengatur suhu ruangan, memanggang roti, hingga mengenali wajah tamu dari Zuckerberg.

Zuckerberg memprogram Jarvis untuk bisa menerima perintah suara maupun teks. Dengan penyesuaian yang ia lakukan selama bereksperimen di rumahnya, menurut sang miliuner muda ini, Jarvis bisa melampaui perangkat yang sudah ada di pasar.

Ia mencontohkan bagaimana Jarvis bisa melakukan tugasnya dengan baik meskipun perintah yang dilontarkan tidak spesifik semisal “putarkan suatu lagu”. Bagi Zuckerberg, itu adalah kesempatan.

jarvis-iron-man

“Sekarang saya tahu perintah yang tidak spesifik lebih sering muncul. Setahu saya tak ada produk komersial yang bisa melakukan ini, dan ini potensi yang sangat besar,” tulis Zuckerberg seperti yang dikutip dari Reuters, Selasa (20/12/2016).

Selama ini ia menilai produk asisten rumah seperti Home atau Echo tidak memiliki standar baku dalam menunjang komunikasi antara pemilik dan mesin. Ia juga menyinggung teknologi identifikasi suara dan machine learning masih jadi kendala di perangkat ini.

Setelah melewati masa 100 jam eksperimen tidak lantas membuat Zuckerberg yakin betul dengan mesin ciptaannya. Beberapa kendala masih ia hadapi seperti membuat Jarvis dapat mempelajari kemampuan baru secara mandiri.

“Semua yang kukerjakan setahun ini mulai dari bahasa alami, pengenalan wajah, pengenalan suara, semua berkutat di teknik pengenalan pola dasar. Tapi walaupun menambah 1000 jam lagi, mungkin saya tak akan bisa menciptakan sistem yang membuatnya bisa belajar kemampuan baru secara mandiri,” terang Zuckerberg.

Proyek Jarvis ini merupakan tantangan yang ia bikin sendiri untuknya selama tahun 2016. Setelah melihat kemampuan mesin buatannya yang bisa melayani berbagai pekerjaan di rumah, pria yang pernah kuliah di Harvard ini mempertimbangkan merilisnya secara komersial. (hnf/tyo)

sumber: cnnindonesia.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>